MENEMUKAN KEMBALI MAKNA KEESAAN - Abduh Al Baihaqi

Tadabbur, Parenting, Pendidikan, Psikologi

Breaking

MENEMUKAN KEMBALI MAKNA KEESAAN



              Alam semesta yang terbentang dengan luasnya, berbagai macam bintang dan planet bergerak secara beraturan tanpa ada yang berbenturan. Ini semua menunjukkan akan adanya suatu kuasa tunggal yang mampu untuk mengaturnya, kuasa yang sungguh besar dan tiada batasan kuasa Tuhan yang Maha Esa.
            Kenapa Tuhan itu harus Esa tidak bolehkah jika ada dua Tuhan untuk mengatur alam ini?. Mari kita menanyakan pada diri kita sendiri kenapa pemimpin suatu negara itu hanya satu? Tidak pernah ada dalam sejarah dua orang presiden untuk satu negara dalam waktu yang bersamaan. Kenapa jua sopir itu hanya satu, bukankah lebih baik jika ada dua orang atau lebih untuk membantu mengendalikannya secara bersamaan?.
            Hampir semua manusia baik secara sadar atau tidak sadar mengakui keberadaan dan kekuasaan Tuhan, namun tidak semua dari mereka itu yang benar-benar mengenal akan Tuhan. Mereka hanya tahu bahwa Tuhan itu ada dan berkuasa tanpa mengetahui bagaimana sifat-sifat-Nya, apa saja yang menjadi perintah-Nya dan apa saja yang menjadi larangan-Nya.
            Sudah menjadi satu kelaziman bahwa hanya sekedar tahu saja tanpa mengenal Tuhan tak akan mampu menyelamatkan kita dalam kehidupan. Oleh karenanya Allah SWT memperkenalkan Diri-Nya melalui ayat-ayat suci yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW, sebagai rasa kasih dan sayang kepada makhluk yang telah Ia ciptakan.
            Dalam hal ini Allah SAW menurunkan surah Al-Ikhlas yang berbicara tentang keesaan dzat-Nya, keesaan kuasa-Nya dan tiada apapun yang mampu menandingi-Nya. Surah itu berbunyi :
 قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد ﴿۱﴾ اللهُ الصَّمَد ﴿۲﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَد ﴿٤﴾
Artinya :
“katakanlah Dialah Allah yang Maha Tunggal (Esa)”
“(kepada) Allah segala sesuatu bergantung/bersandar”
“Allah itu tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”
“Dan tidak ada sesuatupun yang menyamai/menandingi-NYA”

            Dalam ayat pertama Allah SWT mengabarkan dan menegaskan bahwa Dia itu satu dzat-Nya dan hanya Dialah satu-satunya yang berhak untuk disembah dan ditaati. Betapa banyak manusia yang mengaku hanya menyembah Allah, namun pada hakikatnya ia juga menyembah hawa nafsunya tanpa ia sadari. Bagaimanakah hal itu bisa terjadi?, hal ini bisa saja terjadi apabila ia menaati hawa nafsunya dan mengabaikan ketaatannya kepada Allah SWT.
            Kemudian dalam ayat kedua Allah SWT menjelaskan tentang bagaimana semestinya manusia menggantungkan harapannya, karena memang kehidupan ini tak akan berarti tanpa adanya harapan. Dalam kehidupannya manusia tak akan pernah lepas dari kebutuhan dan permasalahan, mereka akan selalu berharap untuk memenuhi kebutuhannya dan menyelesaikan permasalahannya. Kepada siapa harapan itu harus digantungkan inilah yang menjadi pokok bahasan surah Al-ikhlas ayat kedua, Allah SWT menegaskan bahwa Dialah tempat untuk menggantungkan harapan karena hanya Dia yang paling tahu akan apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya dan Dialah yang maha berkuasa. Betapa banyak manusia yang salah dalam menempatkan harapannya, mereka lebih senang menggantungkan harapannya kepada benda-benda yang dianggap bertuah, mereka lebih tertarik untuk memohon petunjuk kepada orang-orang yang dianggap mempunyai kesaktian dan lain sebagainya.
            Baca selengkapnya di http://pencintaquran.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar