Alam semesta yang terbentang dengan luasnya, berbagai macam
bintang dan planet bergerak secara beraturan tanpa ada yang berbenturan. Ini
semua menunjukkan akan adanya suatu kuasa tunggal yang mampu untuk mengaturnya,
kuasa yang sungguh besar dan tiada batasan kuasa Tuhan yang Maha Esa.
Kenapa Tuhan
itu harus Esa tidak bolehkah jika ada dua Tuhan untuk mengatur alam ini?. Mari
kita menanyakan pada diri kita sendiri kenapa pemimpin suatu negara itu hanya
satu? Tidak pernah ada dalam sejarah dua orang presiden untuk satu negara dalam
waktu yang bersamaan. Kenapa jua sopir itu hanya satu, bukankah lebih baik jika
ada dua orang atau lebih untuk membantu mengendalikannya secara bersamaan?.
Hampir semua
manusia baik secara sadar atau tidak sadar mengakui keberadaan dan kekuasaan
Tuhan, namun tidak semua dari mereka itu yang benar-benar mengenal akan Tuhan.
Mereka hanya tahu bahwa Tuhan itu ada dan berkuasa tanpa mengetahui bagaimana
sifat-sifat-Nya, apa saja yang menjadi perintah-Nya dan apa saja yang menjadi
larangan-Nya.
Sudah
menjadi satu kelaziman bahwa hanya sekedar tahu saja tanpa mengenal Tuhan tak
akan mampu menyelamatkan kita dalam kehidupan. Oleh karenanya Allah SWT memperkenalkan
Diri-Nya melalui ayat-ayat suci yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW,
sebagai rasa kasih dan sayang kepada makhluk yang telah Ia ciptakan.
Dalam hal
ini Allah SAW menurunkan surah Al-Ikhlas yang berbicara tentang keesaan
dzat-Nya, keesaan kuasa-Nya dan tiada apapun yang mampu menandingi-Nya. Surah
itu berbunyi :
قُلْ
هُوَ اللهُ أَحَد ﴿۱﴾ اللهُ الصَّمَد ﴿۲﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ
يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَد ﴿٤﴾
Artinya :
“katakanlah Dialah Allah yang Maha Tunggal (Esa)”
“(kepada) Allah segala sesuatu bergantung/bersandar”
“Allah itu tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”
“Dan tidak ada sesuatupun yang menyamai/menandingi-NYA”
Dalam ayat
pertama Allah SWT mengabarkan dan menegaskan bahwa Dia itu satu dzat-Nya dan
hanya Dialah satu-satunya yang berhak untuk disembah dan ditaati. Betapa banyak
manusia yang mengaku hanya menyembah Allah, namun pada hakikatnya ia juga
menyembah hawa nafsunya tanpa ia sadari. Bagaimanakah hal itu bisa terjadi?,
hal ini bisa saja terjadi apabila ia menaati hawa nafsunya dan mengabaikan
ketaatannya kepada Allah SWT.
Kemudian
dalam ayat kedua Allah SWT menjelaskan tentang bagaimana semestinya manusia
menggantungkan harapannya, karena memang kehidupan ini tak akan berarti tanpa
adanya harapan. Dalam kehidupannya manusia tak akan pernah lepas dari kebutuhan
dan permasalahan, mereka akan selalu berharap untuk memenuhi kebutuhannya dan
menyelesaikan permasalahannya. Kepada siapa harapan itu harus digantungkan
inilah yang menjadi pokok bahasan surah Al-ikhlas ayat kedua, Allah SWT
menegaskan bahwa Dialah tempat untuk menggantungkan harapan karena hanya Dia
yang paling tahu akan apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya dan Dialah yang maha
berkuasa. Betapa banyak manusia yang salah dalam menempatkan harapannya, mereka
lebih senang menggantungkan harapannya kepada benda-benda yang dianggap
bertuah, mereka lebih tertarik untuk memohon petunjuk kepada orang-orang yang
dianggap mempunyai kesaktian dan lain sebagainya.
Baca selengkapnya di http://pencintaquran.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar