Ketika manusia berdiri saat hari kebangkitan untuk menerima kitab catatan amal perbuatan dan melihat isinya, mungkin manusia tidak akan terkejut ketika melihat catatan amal buruk yang pernah ia kerjakan, karena dahulu dia sadar bahwa kelak ia akan melihat catatan keburukannya di kitab tersebut.
Baiklah, dari mana datangnya catatan amal yang ia tidak mengerjakannya? Dan bagaimana diperhitungkan atasnya sesuatu yang tidak ia lakukan?. Perhatikanlah firman Allah berikut:
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Yaa Allah! Berapa banyak kata yang terucap dan kami mengucapkannya tentang Engkau tanpa didasari ilmu, sehingga orang-orang terpengaruh dan menjerumuskannya ke dalam maksiat, maka kesalahan orang tersebut ada dalam kitab amalan kami sedangkan kami tidak menyadarinya. Setiap kali kemaksiatannya terulang maka terulang pula catatan dalam kitab amalan kami.
Berapa banyak karya tulis yang mengandung syubhat sehingga mempengaruhi dan mengacaukan pikiran ribuan pembacanya, sehingga mereka menganggap remeh hukum syari’at dan mereka menyebarkan syubhat tersebut kepada ribuan orang lainnya.
Berapa banyak lidah ini mengucapkan perkataan yang buruk terhadap seseorang, kemudian kata itu berpindah dan terus berpindah sehingga terdengar oleh puluhan pasang telinga dan menimbulkan kebencian.
Demi Allah sesungguhnya jika manusia duduk sejenak bersama jiwanya dan merenungi kesalahan-kesalahannya, maka ia akan mampu untuk mempersiapkan masa depannya kelak di akhirat. Memikul beban dosa sendiri saja kita tidak mampu, lalu bagaimana jika harus memikul beban dosa orang lain yang bahkan mungkin tidak kita kenal?.
Wahai saudaraku yang berharga! Demi Allah sesungguhnya aku menyukai untuk kalian seperti apa yang aku sukai untuk diriku. Saudaraku yang mulia hendaklah selalu kita membacakan kedua ayat tersebut atas diri kita.
Semoga kita semua selamat dari maksiat diri kita, juga maksiat yang dilakukan oleh saudara kita.
#Disarikan dari kitab Roqoiqul Quran
Persembahan dari akhukum fillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar