Kadar Rizki dalam Islam: Hikmah Allah dan Peluang Berbagi - Abduh Al Baihaqi

Tadabbur, Parenting, Pendidikan, Psikologi

Breaking

Kadar Rizki dalam Islam: Hikmah Allah dan Peluang Berbagi

Setiap manusia memiliki kadar rizki yang berbeda, termasuk hewan dan tumbuhan. Allah ﷻ memiliki hak untuk menentukan kadar rizki hamba-Nya; ada yang dilapangkan dan ada yang disempitkan. Semua ini berdasarkan hikmah dan ilmu Allah ﷻ yang tidak dapat dijangkau oleh nalar manusia.

Dari perbedaan kadar rizki manusia, terbuka peluang untuk saling berbagi. Orang kaya atau pemilik kelebihan harta dapat memberikan sebagian hartanya kepada mereka yang membutuhkan.

Saudaraku yang Allah ﷻ muliakan, ada kalangan manusia yang beranggapan bahwa tidak perlu saling berbagi. Mereka beralasan bahwa jika Allah ﷻ berkehendak untuk memberi, seharusnya Allah ﷻ sendiri yang memberi. Hal ini diungkapkan dalam Al-Qur’an:


وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنُطۡعِمُ مَن لَّوۡ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطۡعَمَهُۥٓ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ  ٤٧ 

Dan apabila dikatakakan kepada mereka: “Nafkahkanlah sebahagian dari rizki yang diberikan Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata”. [Yasin:47]


Saudaraku yang Allah ﷻ muliakan, logika tersebut adalah logika orang-orang kafir yang tidak beriman kepada Allah ﷻ. Oleh karena itu, jangan sekali-kali hal itu menjadi alasan untuk enggan berbagi, meskipun hanya sebagai bisikan dalam hati. Allah ﷻ memerintahkan kita untuk memberi, bukan karena Dia tidak mampu memberi. Ketahuilah! Allah ﷻ memerintahkan kita untuk memberi agar kita mendapatkan peluang untuk berbagi. Sesungguhnya Allah ﷻ sangat mampu untuk memberikan rizki kepada orang miskin, sebagaimana Dia mampu memberikan rizki kepada orang kaya.

….. يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى أُطْعِمْكُمْ …..

….. Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku ….. (HR. Muslim 6737)


Tidak ada seorang pun di dunia ini yang merasakan kenyang, kecuali karena Allah ﷻ yang telah memberikannya makan. Siapakah yang menurunkan hujan? Siapakah yang menumbuhkan tanaman? Siapakah yang menciptakan hewan-hewan di daratan dan ikan-ikan di lautan?


Saudaraku yang Allah ﷻ muliakan, hal ini juga berlaku pada banyak perintah Allah ﷻ lainnya, seperti perintah untuk berjuang dengan harta dan jiwa demi membela agama Islam. Ketika Allah ﷻ memerintahkan kita untuk berperang melawan musuh, itu bukan karena Allah ﷻ tidak mampu membela agama-Nya. Sungguh! Dia Maha Kuasa untuk menghancurkan musuh-musuh-Nya tanpa campur tangan manusia, sebagaimana Dia telah menghancurkan Abrahah beserta bala tentaranya.


Saudaraku yang Allah ﷻ muliakan, begitu pula ketika Allah ﷻ memerintahkan kita untuk menginfakkan harta demi meneguhkan agama Islam. Hal ini bukan karena Allah ﷻ membutuhkan harta kita. Sungguh! Dia Maha Kaya, sebagaimana Dia telah memberikan limpahan rizki kepada Qorun dan Sulaiman AS. Dia Maha Perkasa, sebagaimana Dia telah meneguhkan langit yang luas nan tinggi tanpa tiang.


Dengan atau tanpa peran kita, Allah ﷻ tetap mampu mencukupi kebutuhan hamba-Nya. Dengan atau tanpa peran kita, Allah ﷻ tetap mampu menolong serta meneguhkan agama Islam. Betapa besarnya rahmat Allah ﷻ ketika Dia memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk mengambil peran dalam kebaikan, dengan menggunakan apa yang telah Allah ﷻ berikan kepada mereka. Alangkah mulianya seseorang yang memposisikan dirinya sebagai perantara antara Allah ﷻ dan mereka yang membutuhkan uluran tangan, serta alangkah mulianya seseorang yang memposisikan dirinya sebagai perantara antara Allah ﷻ dan agama Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar