Kreativitas Rasulullah dalam Berbagi - Abduh Al Baihaqi

Tadabbur, Parenting, Pendidikan, Psikologi

Breaking

Kreativitas Rasulullah dalam Berbagi


Memberi dan berbagi adalah sebuah amalan yang sering kita dengar, kita lihat, dan bahkan kita lakukan. Tidak perlu dijabarkan atau didefinisikan apa itu memberi atau berbagi, semua orang juga sudah paham apa itu memberi dan berbagi.

Namun bagaimana jika yang menjadi pertanyaan adalah, dengan cara apa saja berbagi bisa dilakukan? Sebagai seorang Muslim, sudah sewajarnya pertanyaan tersebut dikaitkan dengan sosok teladan kita, baginda Rasulullah .

Ada baiknya kita tengok sejenak sekelumit kisah beliau, yang berkaitan dengan memberi dan berbagi. Ibnul Qoyyim Rahimahullah menuturkan dalam kitabnya, Zaadul Ma’ad:

“Rasulullah adalah Manusia yang paling banyak menyedekahkan apa yang beliau miliki. Beliau tidak pernah menganggap banyak sesuatu yang telah beliau berikan untuk Allah , dan tidak pula menilainya sedikit. Tidak seorang pun yang meminta sesuatu yang ada pada beliau , melainkan beliau memberikannya; baik itu sedikit ataupun banyak. Pemberian beliau adalah sebuah pemberian seseorang yang tidak pernah takut miskin. Memberi dan bersedekah adalah hal yang paling beliau cintai. Bersamaan dengan itu, rasa senang dan bahagia beliau terhadap apa yang beliau berikan, melebihi rasa senang dari orang yang menerimanya. Beliau adalah Manusia yang paling terdepan dalam kebaikan. Tangan kanan beliau bagaikan angin yang berhembus.”

Sekeras apa pun usaha kita untuk menggambarkan keindahan serta keluhuran pribadi beliau, tak akan ada lisan ataupun tulisan yang mampu untuk melakukannya. Sungguh beruntung umat ini, yang Allah jadikan beliau sebagai nabinya.

Masih dalam kitab yang sama[1], Ibnul Qoyyim Rahimahullah menyampaikan kreativitas Rasulullah dalam berbagi, di antaranya:

-        Membeli sesuatu lalu memberikan harga serta barang yang sudah dibeli kepada penjualnya, sebagaimana yang pernah beliau lakukan terhadap Unta milik Jabir

-        Membeli sesuatu dan membayar dengan harga lebih mahal

-        Menerima hadiah lalu membalasnya dengan balasan yang lebih banyak atau lebih tinggi nilainya.

Saudaraku, jiwa dan karakter Manusia berbeda-beda. Kadang kala kita memberi sesuatu yang sama, dengan cara yang sama kepada orang yang berbeda, ternyata tanggapannya pun berbeda. Ada jiwa yang tinggi, apabila langsung diberi ia merasa terhina dan tidak dihargai. Maka Rasulullah mengajarkan bermacam cara untuk berbagi, agar kita mampu berbagi dengan cara yang paling sesuai.

Saudaraku, perhatikanlah urusan ini dengan seksama! Jangan sampai perhatian kita terbatas pada apa yang harus kita berikan kepada saudara kita. Namun perhatikanlah juga bagaimana cara kita memberi, agar tidak menyakiti.

Alangkah indahnya tuntunan beliau . Beliau mengajarkan bukan hanya dengan kata, namun tindakan nyata. Manusia sepelit apa pun ketika melihat beliau, niscaya hatinya akan tergerak untuk memberi dan berbagi. Maka menjadi wajar kemunculan sosok seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Abu Thalhah dan sahabat-sahabat mulia lainnya.

Mereka yang melihat bagaimana Rasulullah berbagi, hatinya akan tertarik untuk berbagi. Sedangkan mereka yang menerima, jiwanya tak akan pernah merasa terhina. Berbagi itu bukan sekadar memberikan barang, karena berbagi adalah memberikan segenap perasaan cinta serta penghormatan.



[1] Zaadul Ma’ad Pasal Sedekah Sunat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar