Pandangan Islam tentang Menggendong Anak - Abduh Al Baihaqi

Tadabbur, Parenting, Pendidikan, Psikologi

Breaking

Pandangan Islam tentang Menggendong Anak


“Jangan keseringan dituruti kalau anak menangis meminta digendong, nanti bau tangan

Itulah kalimat yang mungkin sering kita dengar dari beberapa orang tua. Seandainya anak-anak itu mampu mengutarakan isi hatinya, barangkali inilah yang mereka katakan:

Sembilan bulan aku berada dalam perut ibu.

Hangat, nyaman, dan kudengar selalu suara detak jantung ibu.

Sering juga kudengar suara ayah dan ibu seolah di sampingku.

Kini aku sudah keluar dari perut ibu.

Bermacam suara masuk ke dalam telingaku.

Gemerlapan cahaya masuk ke dalam mataku.

"Ini di mana, bu? 

Kenapa udaranya berbeda?

Kehangatannya tak lagi sama.

Aku takut, aku ingin kembali dekat.

Ibu, gendonglah aku!

Jika ibu lelah, maka baiklah, aku akan memanggil ayah.

Ayah! Ibu lelah, gendonglah aku, ayah!"

Aku belum terbiasa dengan dunia baruku.

Wahai Ayah dan Ibu, gendonglah aku!

Menggendong anak bukanlah hal yang sepele, ia mempunyai kedudukan yang sangat spesial dalam pandangan Islam. Kita tahu bahwa shalat adalah ibadah yang paling utama, bersamaan dengan itu Rasulullah ﷺ masih menyempatkan diri untuk menggendong cucu-cucunya.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الأَنْصَارِي قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ النَّاسَ وَأُمَامَةُ بِنْتُ أَبِي الْعَاصِ وَهِيَ ابْنَةُ زَيْنَبَ بِنْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَاتِقِهِ فَإِذَا رَكَعَ وَضَعَهَا وَإِذَا رَفَعَ مِنَ السُّجُوْدِ أَعَادَهَا

Dari Abu Qatâdah al-Anshari Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Saya melihat Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat mengimami para Sahabat sambil menggendong Umamah binti Abi al-Ash, anak Zaenab puteri Beliau ﷺ, di atas bahunya. Maka apabila ruku' Beliau meletakkannya dan apabila selesai sujud Beliau menggendongnya kembali." (HR. Bukhori no.5996 dan Muslim no.543)

Rasulullah ﷺ adalah suri tauladan dan panutan untuk umatnya, tentulah setiap perilaku dan ucapan beliau adalah berdasarkan tuntunan Allah ﷻ.

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ ٣  إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡيٞ يُوحَىٰ ٤

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. An-Najm: 3-4)

Ada sisi-sisi psikologis anak dalam menggendong yang tidak mampu dipahami oleh manusia, oleh karenanya Allah ﷻ menyampaikannya melalui contoh perbuatan nabi-Nya. Bahwa sesungguhnya menggendong anak adalah sesuatu yang sangat penting.

Wahai para Orangtua! Bersabarlah! Gendonglah anak meskipun lelah, kelak akan datang masanya, masa di mana anak kita lebih senang lepas dan berjalan dengan sendirinya. Akan datang pula masa, di mana kita rindu untuk bisa kembali menggendong dan mendekap anak-anak kita.

Nikmatilah masa bersamanya, bangunlah kedekatan dengan anak-anak kita. Gendonglah mereka dan bayangkan, bahwa seperti itu pula dahulu Orangtua kita menggendong kita.

Wallahu a'lamu bis showab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar